SI GINCU MERAH
Oleh : Muhammad Nurul Hidayat[1]
Manis seolah kupandang
Warna tipis-tipis yang berlapis
Merah cetar membahana
Penerang kusam bibir di muka
Kupandangi dan kuteliti
Lekuk yang menggoda tiap ucapannya
Ooh nalarku merujuk senggama
Perlahan menjadi bayang angan
Goyangan tiap untaian kata
Membawaku terjerumus pada lembah birahi
Angan ku menarikku mengecup bibir yang merona
Tangan ku bermain diantara indahnya rabahan hayal tubuhnya
Oooh apa saja makna kalimat ku ini
Sanggupkah aku masih melihat meronanya bibir merahmu
Berparas gincu menipu mata
Aku bertanya pada pecandu gincu
Apa guna memoles kenyataan
Hanyalah sebatas keindahan untuk di pandang
Namun bagiku itu tarikan untuk ciuman
Sebab angan kuisi nafsu birahi
Hahaha tertawa saja melihat pecandu gincu
Negatifkanlah angan mu
Karena siang diketahui sebab adanya malam
Selamat berkhayal dalam ruang ke negatifan
[1] Mohammad Nurul Hidayat /Alung Merupakan Salah satu Anggota PMII Rayon Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dari korp MAHABBAH (2016) Jurusan PAI
i like this optimum post